RMI-Kemenag Bahas SDM Pesantren


Mojokerto, NU Online

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama dan Kementrian Agama RI bekerja sama dalam meningkatakan sumber daya manusia (SDM) pesantren. 

Kerja sama itu telah berlangsung sejak tahun 2005 melalui program PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi). Program ini memberikan beasiswa kepada santri yang berprestasi dalam berbagai bidang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Tiap tahun ada 500 beasiswa untuk santri se-Indonesia. Hingga kini, program tersebut sudah meluluskan 215 orang.

Persoalannya, setelah lulus dari program itu, ada santri tidak kembali ke pesantren. Penyebabnya, pertama, pilihan santri, kedua, pesantren itu sendiri.

“Lulusan dari PBSB ada indikasi yang tak mau kembali ke pesantren,” tutur Agus Zaenal Arifin, Dekan Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Hal itu diungkap Agus yang juga Wakil Ketua RMI pada halaqah “Strategi Membangun SDM Pesantren” di PP Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto. Halaqah tersebut mempertemukan santri program PBSB dan pimpinan pesantren. 

Tidak hanya soal santri yang enggan kembali ke pesantren, halaqah juga membahas kesiapan pesantren menerima kembali santri lulusan PBSB. 

“Ada problem dari mahasiswa, dan dari pesantrenya sendiri. Saya kemarin ketemu santri di Jakarta. Dia bekerja di perusahaan yang bagus, dia bilang tidak digunakan di pesantren. Ada santri yang benar-benar mau mengabdi, tetapi tidak diperhatikan pesantrennya. Di beberapa pondok memang begitu; ada santri yang sudah lulus memang dibiarkan saja. Ada juga yang sudah lulus, tetapi berbeda paham, sehingga tidak dipakai pesantren pada akhirnya,” kata Imam Syafi’i, Kasubdit PD Pontren Kemenag. 

Imam menambahkan, upaya untuk mengatasi persoalan itu bisa bermacam, misalnya memberi ruang santri untuk tetap mengabdi di tempat lain, jika pesantrennya yang dulu belum bisa menerima. 

Sementara itu, H Amin Haedari, PAIN Pendis Kemenag RI mengusulkan cara lain. Menurutnya, santri yang menerima beasiswa di fakultas kedokteran atau tehnik informasi misalnya, bisa dirujuk ke perusahaan besar. Sementara bentuk pengabdiannya melalui zakat dari gaji mereka. Uangnya digunakan kembali untuk keberlanjutan PBSB.

“Kami ini sekarang sudah membentuk lembaga alumni. Mereka sudah sepakat, memberikan sebagian zakat profesinya itu antara 100 ribu sampai 200 untuk membiayai adik-adiknya di pesantren. Jangan sampai kita hanya mengandalkan dari Departemen Agama, mungkin saja nanti program ini distop,” terangnya. 

Pertemuan yang berlangsung (26-27/12/11) tersebut dihadiri 50 pimpinan pondok pesantren yang sebagian besar mempunyai santri peserta PBSB Kementerian Agama RI, Pengurus Pusat RMI dan unsur Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. 

0 komentar

Leave a Reply

Copyright 2009 Simplex Celebs All rights reserved Designed by SimplexDesign